Transformasi Digital sebagai Strategi untuk Bertahan di Era Covid-19

Published at 06/05/2020

Whats New

 
 
 

Dampak pandemi virus Corona menyebar ke setiap aspek kehidupan manusia, dalam skala besar yang jarang terjadi dalam kehidupan kebanyakan orang. Dampak virus ini pada kehidupan sehari-hari telah menjadi katalisator untuk perubahan besar, beberapa di antaranya akan menjadi permanen pada kehidupan normal yang baru.

Butterfly effect dari semua disrupsi ini adalah prediksi kondisi ekonomi yang mengarah pada penurunan, dan memaksa banyak perusahaan membuat pilihan sulit dalam jangka pendek. Bahkan mereka telah memangkas pengeluaran yang dilakukan di tengah migrasi besar-besaran karyawan ke Work From Home (WFH). Tentu pengurangan karyawan adalah langkah yang dihindari oleh semua orang, karena sebenarnya masih banyak pilihan yang bisa dipertimbangkan. 

McKinsey telah melakukan riset di 1000 perusahaan mengenai cara organisasi bertahan dari krisis ekonomi besar selama 20 tahun terakhir. Dari riset tersebut, McKinsey menemukan 3 tahapan penting yang perlu dilalui setiap organisasi agar bisa keluar dari krisis ekonomi sebagai pemenang.

Survival Mentality
Data McKinsey menunjukkan bahwa sekitar 10 persen perusahan yang berhasil keluar dari krisis dengan lebih kuat daripada yang lain, adalah penerapan mentalitas bertahan dari krisis. Mentalitas ini menempatkan perusahaan tersebut pada posisi terbaik untuk mengatasi krisis. Salah satu kunci utama dari analisis ini adalah bahwa perusahaan yang merespon krisis ekonomi lebih awal dengan pendekatan yang terukur ternyata menunjukkan kinerja terbaik, bahkan setelah krisis berakhir.

Digital Transformation
Covid-19 telah menunjukkan betapa pentingnya digitalisasi bagi bisnis selama krisis. Pada saat yang sama, tampak jelas betapa rapuhnya perusahaan yang tidak memiliki aset digital ketika harus merubah pivot bisnis mereka untuk memenuhi kebutuhan di masa tak terduga ini.

Menurut McKinsey, perusahaan yang memiliki aset digital ternyata paling siap untuk menangani perubahan yang terjadi, seperti platform e-commerce atau aplikasi logistik dan pengiriman makanan yang dapat mengirimkan bahan makanan dan kebutuhan lainnya lebih cepat dan andal, tanpa kehadiran konsumen secara fisik. Sehingga kini banyak perusahaan baru menyadari perlunya inisiatif ujicoba untuk mengubah operasi dan penawaran mereka selama masa ekonomi normal. 

Sejalan dengan McKinsey, transformasi digital bagi TelkomMetra tidak hanya membantu perusahaan dalam pencapaian target pada kondisi normal, namun juga akan membantu mereka bertahan dengan melakukan penyesuaian dalam waktu singkat pada masa krisis seperti sekarang ini. 

Beberapa layanan TelkomMetra yang membantu perusahaan dalam transformasi digital di tengah pandemic Covid-19 diantaranya layanan satellite, data center, cloud services, IT security, e-logistics, e-commerce dan online payment solution yang mendukung pelaku bisnis menjalankan roda bisnis secara remote. Selain itu, ada juga layanan digital advertising platform yang membantu para pelaku usaha dalam menjalankan program WFH dan penyelenggaraan event-event secara online, dan masih banyak layanan-layanan TelkomMetra lainnya.

Operational Roadmap
Para Chief Executive Officer (CEO) perlu mengembangkan operasional roadmap yang jelas dengan mempertimbangkan pola perilaku pelanggan dan supplier yang sedang berkembang didorong oleh kondisi pasar saat ini. CEO tidak hanya diharapkan untuk menetapkan arah bisnis baru, tetapi dapat menyesuaikan struktur untuk membangun bisnis di dalam bisnis, agar perusahaan dapat berkelanjutan dan mendiversifikasi sumber potensial untuk pertumbuhan di masa depan. Sehingga pada tahapan ini, tim teknologi akan dibutuhkan dalam upaya melakukan transformasi perusahaan secara digital.

Para pengambil keputusan akan mendapatkan keuntungan dari analisis data yang dikumpulkan dari proses transformasi digital yang sudah dilakukan. Jika perusahaan belum memprioritaskan pendekatan berbasis data untuk mengembangkan masalah bisnis, maka CEO harus segera fokus pada hal itu.